MEMILIH UNTUK BERPIKIR POSITIF
Kejadian 50:20; Filipi 4:8

“Memang  kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50:20)

“Jadi Akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8)

Firman Tuhan yang kita pelajari hari ini membahas tentang salah satu tokoh yang luar biasa yang dicatat dalam Alkitab, yaitu Yusuf.  Kisah Yusuf merupakan kisah yang luar biasa bagaimana TUHAN sanggup mengubahkan hal-hal yang negatif dalam hidupnya menjadi positif. Yusuf mengalami banyak sekali hal buruk dalam hidupnya: dijual sebagai budak oleh kakak-kakaknya sendiri, hidup sebagai orang asing di Mesir, difitnah oleh istri Potifar, dijebloskan dalam penjara tanpa pengadilan dan dilupakan jasanya oleh Juru Minum Firaun.  Tetapi pada akhirnya TUHAN mengangkat dia menjadi Raja Muda (semacam Perdana Menteri) atas seluruh tanah Mesir.  Bahkan pemulihan dan rekonsiliasi antara Yusuf dan saudara-saudaranya pun terjadi.

Dalam hal ini Yusuf tampil dengan gemilang karena karakternya yang luarbiasa, yaitu mampu menghadapi hal-hal yang negatif dengan memberikan reaksi yang positif.  Tentu ini bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena Yusuf memilih untuk hidup dalam tuntunan Roh Kudus, yaitu hidup dalam hikmat, pernyataan dan janji-janji TUHAN.  Banyak orang justru ketika berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang negatif reaksinya sangat negatif: ada yang ingin membalas balik, ada yang memaki-maki, ada juga yang terpuruk dalam kesedihan dan kedagingan, "curhat" di internet, galau dan sebagainya.  Banyak orang ketika diperhadapkan pada hal negatif bereaksi dengan pemahaman dan kemampuannya sendiri sehingga tidak mampu mengambil respon yang positif.  Sebaliknya, orang-orang yang hidup oleh Roh, mereka mampu memberi respon positif terhadap hal-hal negatif apapun.

Perhatihan, saat kita memberikan reaksi positif terhadap pencobaan-pencobaan, tantangan dan hal-hal yang negatif, maka kita akan bisa:

1.  Memuliakan TUHAN.
Hanya orang yang dipimpin oleh ROH yang dapat tetap bersukacita dalam keadaan susah, karena mereka sadar bahwa semua keadaan itu masih dalam kendali dan rencana ALLAH dalam hidup mereka.  Kita pun akan mengucap syukur dan memuliakan TUHAN bila kita menyadari hal ini.  Yusuf menyadari bahwa segala liku-liku yang ia hadapi adalah cara TUHAN untuk mempersiapkan dirinya menjadi Raja Muda, adalah juga cara TUHAN untuk menunjukkan kasih kepada bangsa Israel dan Mesir dengan menyelamatkan mereka dari bahaya kelaparan, adalah juga cara TUHAN menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya.  Saat kita sadar bahwa ALLAH sanggup mengubah segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, maka kita dapat memberi reaksi positif terhadap keadaan negatif dan dengan demikian kita makin memuliakan ALLAH.

2.  Mendapatkan Peluang-peluang.
Yusuf selalu memberi reaksi positif terhadap segala hal, sehingga peluang-peluang selalu terbuka baginya.  Bagaimana dengan kita?  Orang yang bereaksi negatif sangat mudah menjadi patah semangat dan tidak bergairah lagi untuk melakukan segala sesuatu.  Hati-hati dengan sikap negative thinking!  Pemikiran dan reaksi negatif tidak akan membuka peluang-peluang baru dalam hidupmu, karena engkau akan cenderung skeptis akan segala sesuatu.  Tetapi saat kita positive thinking dalam arti percaya bahwa kasih, janji dan penyertaan TUHAN jauh lebih besar/baik dalam masalah-masalah kita, justru TUHAN akan membuka peluang-peluang yang lebih baik lagi untuk kita.  Respon kitalah yang akan menentukan langkah/peluang kita kedepannya.

3. Bertumbuh dan Berkembang Menjadi Semakin Dewasa.
Semakin kita memberi reaksi positif terhadap kejadian-kejadian negatif, maka semakin bertumbuh dan berkembanglah kedewasaan jiwa dan rohani kita.  Perhatikan Yusuf: kedewasaannya terbukti dari kata-kata dan tindakan-tindakannya.  Yusuf tidak memaki-maki saudara-saudara, ia tidak balas dendam baik kepada saudara-saudaranya, mantan majikannya (Potifar) atau Juru minum Firaun.  Sama sekali tidak.  Dari perkataan dan tindaklakunya Yusuf menunjukkan tingkat kedewasaan yang tinggi, melebihi siapapun.  Ia pun tidak sombong, tetapi ia mengembalikan segala kemuliaan kepada TUHAN.  Hanya orang yang mau dituntun oleh Roh yang dapat memberi respon positif terhadap perkara-perkara negatif dalam hidupnya.  Orang yang demikian akan terus bertumbuh dan berkembang kian lama kian dewasa sehingga dapat dipergunakan TUHAN untuk menjadi berkat bagi banyak orang (baca juga Mazmur 105:16-22).

4.  Semakin Siap untuk Memimpin dan Melakukan Terobosan.
Pada akhirnya respon positif yang tertinggi yang seseorang dapat berikan adalah berpikir dan bertindak atas dasar iman.  Percaya penuh pada TUHAN walaupun mungkin tidak sepenuhnya mengerti.  Yusuf melakukannya sehingga ia akhirnya siap secara mental dan rohani untuk memimpin dua bangsa (Israel dan Mesir) dan melakukan terobosan-terobosan yang dunia belum pernah lihat sebelumnya.  Jika kita memutuskan untuk selalu hidup dalam Roh, kita akan mampu untuk bertindak dengan iman dan mampu memandang positif kejadian-kejadian negatif, sehingga kita siap untuk menerima tugas apapun yang TUHAN berikan dan melakukan terobosan-terobosan bagi kemuliaan nama-Nya.
By. Ps. Sondang S

Komentar

Postingan Populer