https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2004323

Kaum Muda, Apakah Kalian Sedang Membangun Masa Depan?
”Aku tahu benar niat dalam pikiranku terhadap kamu, . . . niat tentang kedamaian, dan bukan malapetaka, untuk memberimu masa depan dan harapan.”​—YEREMIA 29:11.
1, 2. Dari sudut apa saja tahun-tahun masa muda dapat dipandang?
BAGI kebanyakan orang dewasa, masa muda adalah masa kehidupan yang menakjubkan. Mereka mengingat energi dan kegairahan yang mereka miliki semasa mereka muda. Mereka mengenang masa manakala mereka memiliki sangat sedikit tanggung jawab, manakala mereka bisa bersenang-senang dan di hadapan mereka terbentang banyak sekali kesempatan dalam hidup.
Kalian yang masih muda kemungkinan melihatnya dari sisi yang berbeda. Kalian mungkin memiliki problem untuk mengatasi perubahan emosi dan fisik masa muda. Di sekolah, kalian mungkin menghadapi tekanan yang kuat dari teman-teman sebaya. Kalian mungkin harus mengerahkan upaya yang gigih untuk menolak narkoba, alkohol, dan perbuatan amoral. Banyak dari kalian juga menghadapi masalah kenetralan atau masalah lainnya yang berkaitan dengan iman kalian. Ya, masa muda dapat menjadi masa yang sukar. Namun, masa muda adalah masa penuh kesempatan. Pertanyaannya ialah: Bagaimana kalian akan menggunakan kesempatan itu?
Nikmatilah Masa Muda Kalian
3. Nasihat apa dan peringatan apa yang Salomo berikan kepada kaum muda?
Orang yang lebih tua akan memberi tahu kalian bahwa masa muda tidak berlangsung lama, dan mereka benar. Dalam beberapa tahun saja, masa muda kalian telah lewat. Jadi, nikmatilah itu selama kalian masih muda! Itulah nasihat Raja Salomo, yang menulis, ”Bersukacitalah, hai, pemuda, pada masa mudamu, dan biarlah hatimu berbuat baik kepadamu pada hari-hari masa mudamu, dan berjalanlah menurut jalan-jalan hatimu dan hal-hal yang dilihat matamu.” Akan tetapi, Salomo memperingatkan kaum muda, ”Singkirkanlah kekesalan dari hatimu, dan jauhkanlah malapetaka dari tubuhmu.” Ia juga mengatakan, ”Masa muda dan masa terbaik dalam kehidupan adalah kesia-siaan.”​—Pengkhotbah 11:9, 10.
4, 5. Mengapa bijaksana apabila kaum muda mempersiapkan diri untuk masa depan? Jelaskan.
Apakah kalian menangkap apa yang Salomo maksudkan? Untuk jelasnya, pikirkan tentang seorang muda yang menerima hadiah yang besar, barangkali sebuah warisan. Apa yang akan ia lakukan dengannya? Ia dapat menghambur-hamburkan semuanya itu guna bersenang-senang​—mirip dengan anak yang hilang dalam perumpamaan Yesus. (Lukas 15:11-23) Tetapi, apa yang akan terjadi ketika uang itu habis? Ia pasti akan menyesali sikapnya yang sangat tidak bertanggung jawab! Di pihak lain, katakanlah ia menggunakan hadiah itu untuk membangun masa depan, barangkali menginvestasikan sebagian besar uang itu dengan bijaksana. Untuk jangka panjang, ketika ia memperoleh manfaat dari investasinya, apakah menurut kalian ia akan menyesal karena tidak membelanjakan semua uangnya untuk bersenang-senang semasa ia muda? Tentu tidak!
Anggaplah tahun-tahun masa muda kalian sebagai hadiah dari Allah, karena memang demikianlah halnya. Bagaimana kalian akan menggunakannya? Kalian dapat membuang-buang semua energi dan kegairahan itu dengan memuaskan hawa nafsu, terus bersenang-senang tanpa memikirkan masa depan. Namun, jika kalian melakukannya, ”masa muda dan masa terbaik dalam kehidupan” kalian pasti akan terbukti sebagai ”kesia-siaan”. Alangkah jauh lebih baik untuk memanfaatkan masa muda kalian guna mempersiapkan diri untuk masa depan!
6. (a) Apa nasihat Salomo yang membimbing kaum muda? (b) Yehuwa ingin melakukan apa untuk kaum muda, dan bagaimana seorang muda memperoleh manfaat dari hal ini?
Salomo menyatakan suatu prinsip yang dapat membantu kalian untuk menggunakan tahun-tahun masa muda kalian secara bijaksana. Ia mengatakan, ”Ingatlah Penciptamu yang Agung pada hari-hari masa mudamu.” (Pengkhotbah 12:1) Itulah kunci keberhasilan​—mendengarkan Yehuwa dan melakukan kehendak-Nya. Yehuwa memberi tahu orang Israel zaman dahulu apa yang ingin Ia lakukan untuk mereka, ”Aku tahu benar niat dalam pikiranku terhadap kamu, . . . niat tentang kedamaian, dan bukan malapetaka, untuk memberimu masa depan dan harapan.” (Yeremia 29:11) Yehuwa juga ingin memberi kalian ”masa depan dan harapan”. Jika kalian mengingat Dia dalam tindakan, pikiran, dan keputusan kalian, masa depan dan harapan itu akan terwujud.​—Penyingkapan (Wahyu) 7:16, 17; 21:3, 4.
”Mendekatlah kepada Allah”
7, 8. Bagaimana seorang muda dapat mendekat kepada Allah?
Yakobus menganjurkan kita untuk mengingat Yehuwa sewaktu ia mendesak kita, ”Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat kepadamu.” (Yakobus 4:8) Yehuwa adalah sang Pencipta, Pribadi yang Berdaulat di surga, yang layak menerima semua ibadat dan pujian. (Penyingkapan 4:11) Namun, jika kita mendekat kepada-Nya, Ia akan mendekat kepada kita. Bukankah minat yang pengasih seperti itu menghangatkan hati kalian?​—Matius 22:37.
Kita mendekat kepada Yehuwa dengan beberapa cara. Contohnya, rasul Paulus mengatakan, ”Bertekunlah dalam doa, tetaplah sadar di dalamnya disertai ucapan syukur.” (Kolose 4:2) Dengan kata lain, pupuklah kebiasaan berdoa. Jangan puas dengan sekadar mengatakan amin setelah ayah kalian atau seorang rekan Kristen di sidang mewakili kalian dalam doa. Pernahkah kalian mencurahkan isi hati kalian kepada Yehuwa dan memberi tahu Dia apa yang kalian pikirkan, apa yang kalian takuti, tantangan apa saja yang kalian hadapi? Pernahkah kalian memberi tahu Dia hal-hal yang enggan kalian bicarakan dengan siapa pun? Doa yang jujur dan sepenuh hati mendatangkan rasa damai. (Filipi 4:6, 7) Doa membantu kita mendekat kepada Yehuwa dan merasakan bahwa Ia mendekat kepada kita.
9. Bagaimana seorang muda dapat mendengarkan Yehuwa?
Kita melihat cara lain untuk mendekat kepada Yehuwa dalam kata-kata terilham ini, ”Dengarkanlah nasihat dan terimalah disiplin, agar engkau menjadi berhikmat di masa depanmu.” (Amsal 19:20) Ya, jika kalian mendengarkan Yehuwa dan menaati Dia, kalian sedang membangun masa depan. Bagaimana kalian dapat memperlihatkan bahwa kalian mendengarkan Yehuwa? Sudah pasti dengan menghadiri perhimpunan secara teratur dan menyimak acaranya. Selain itu, kalian ’menghormati bapak dan ibu kalian’ dengan hadir dalam pelajaran Alkitab keluarga. (Efesus 6:​1, 2; Ibrani 10:​24, 25) Hal ini sangat dipujikan. Namun, di luar itu, apakah kalian ”membeli semua waktu” untuk mempersiapkan perhimpunan, membaca Alkitab secara teratur, dan melakukan riset? Apakah kalian berupaya menerapkan apa yang kalian baca, sehingga kalian akan berjalan sebagai ”orang yang berhikmat”? (Efesus 5:​15-​17; Mazmur 1:​1-3) Jika kalian melakukannya, kalian sedang mendekat kepada Yehuwa.
10, 11. Manfaat besar apa saja yang dapat diterima kaum muda apabila mereka mendengarkan Yehuwa?
10 Dalam prakata buku Amsal, sang penulis yang diilhami menjelaskan tujuan dari buku Alkitab ini. Tujuannya adalah ”agar orang mengetahui hikmat dan disiplin, memahami perkataan yang berpengertian, menerima disiplin yang memberikan pemahaman, keadilbenaran, kemampuan menilai, dan kelurusan hati, untuk memberikan kecerdikan kepada orang-orang yang kurang berpengalaman, dan pengetahuan serta kesanggupan berpikir kepada orang muda”. (Amsal 1:1-4) Oleh karena itu, seraya kalian membaca dan menerapkan kata-kata di Amsal​—serta di seluruh Alkitab—kalian akan memupuk keadilbenaran serta kelurusan hati, dan Yehuwa akan senang karena kalian mendekat kepada-Nya. (Mazmur 15:1-5) Semakin besar upaya kalian untuk memupuk kemampuan menilai, kecerdikan, pengetahuan, dan kesanggupan berpikir, semakin baik keputusan kalian jadinya.
11 Apakah masuk akal untuk mengharapkan seorang muda bertindak secara bijaksana dalam hal ini? Ya, karena banyak anak muda Kristen yang melakukannya. Hasilnya, orang lain merespek mereka dan ’tidak memandang rendah kemudaan mereka’. (1 Timotius 4:12) Orang tua mereka layak bangga akan mereka, dan Yehuwa mengatakan bahwa mereka membuat hati-Nya bersukacita. (Amsal 27:11) Meskipun mereka masih muda, mereka dapat yakin bahwa kata-kata terilham ini berlaku untuk mereka, ”Perhatikanlah orang yang tidak bercela dan lihatlah orang yang lurus hati, karena masa depan orang itu akan penuh damai.”​—Mazmur 37:37.
Buatlah Pilihan yang Baik
12. Apa salah satu pilihan penting yang dibuat kaum muda, dan mengapa pilihan itu memiliki konsekuensi jangka panjang?
12 Masa muda adalah masa untuk membuat pilihan, beberapa di antaranya memiliki konsekuensi yang bertahan lama. Beberapa pilihan yang kalian buat sekarang akan mempengaruhi kalian selama bertahun-tahun ke depan. Pilihan yang bijaksana menghasilkan kehidupan yang bahagia dan berhasil. Pilihan yang tidak bijaksana dapat merusak seluruh masa hidup. Perhatikan betapa benarnya hal itu dalam dua pilihan yang harus kalian buat. Pertama: Siapa teman bergaul yang kalian pilih? Mengapa hal itu penting? Nah, peribahasa yang terilham mengatakan, ”Ia yang berjalan dengan orang-orang berhikmat akan menjadi berhikmat, tetapi ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.” (Amsal 13:20) Dengan kata lain, pada akhirnya kita akan menjadi sama seperti teman-teman bergaul kita​—entah bijaksana entah bodoh. Mana yang kalian pilih?
13, 14. (a) Selain kontak langsung dengan orang, apa yang tercakup dalam pergaulan? (b) Kekeliruan apa yang hendaknya dihindari kaum muda?
13 Sewaktu berbicara tentang pergaulan, kemungkinan besar kalian mengaitkannya dengan berada bersama orang-orang. Itu tepat, tetapi ada lagi yang tersangkut. Sewaktu kalian menonton televisi, mendengarkan musik, membaca novel, nonton di bioskop, atau menggunakan Internet, kalian sedang bergaul. Jika pergaulan itu membuat kita semakin cenderung untuk melakukan tindak kekerasan dan amoral atau menganjurkan penyalahgunaan narkoba, kemabukan, atau apa pun yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab, kalian sedang bergaul dengan ”orang yang tidak berakal”, yang bertindak seolah-olah Yehuwa tidak ada.​—Mazmur 14:1.
14 Barangkali kalian merasa bahwa karena kalian menghadiri perhimpunan dan aktif bersama sidang, kalian cukup kuat untuk tidak terpengaruh oleh film kekerasan atau album musik yang nadanya enak tetapi liriknya meragukan. Kemungkinan kalian merasa bahwa tidak apa-apa jika kalian mengintip-intip situs pornografi di Internet. Rasul Paulus memberi tahu kalian bahwa kalian keliru! Ia mengatakan, ”Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang berguna.” (1 Korintus 15:33) Sungguh menyedihkan, banyak anak muda Kristen yang berpotensi telah membiarkan kebiasaan baik mereka dirusak oleh pergaulan yang tidak bijaksana. Maka, bertekadlah untuk menjauhi pergaulan semacam itu. Jika kalian melakukannya, kalian akan mengikuti nasihat Paulus, ”Berhentilah dibentuk menurut sistem ini, tetapi berubahlah dengan mengubah pikiranmu, agar kamu dapat menyimpulkan kehendak Allah yang baik dan diperkenan dan sempurna.”​—Roma 12:2.
15. Apa pilihan kedua yang harus dibuat kaum muda, dan tekanan apa saja yang kadang-kadang dibebankan ke atas mereka dalam hal ini?
15 Berikut ini pilihan kedua yang kalian hadapi. Waktunya akan tiba manakala kalian harus memutuskan apa yang ingin kalian lakukan setamat sekolah. Jika kalian tinggal di sebuah negeri dengan lapangan kerja terbatas, kalian mungkin merasakan tekanan untuk tidak menyia-nyiakan peluang kerja terbaik yang ada. Jika kalian tinggal di sebuah negeri yang makmur, mungkin ada banyak pilihan, beberapa di antaranya sangat menggiurkan. Didorong oleh motif yang baik, guru atau orang tua kalian mungkin mendesak kalian untuk mengejar karier yang menawarkan keuangan yang terjamin, bahkan mungkin kekayaan. Akan tetapi, pelatihan untuk karier itu mungkin sangat membatasi waktu yang dapat kalian gunakan dalam melayani Yehuwa.
16, 17. Jelaskan bagaimana berbagai ayat dapat membantu seorang muda memperoleh pandangan yang seimbang terhadap pekerjaan.
16 Ingatlah untuk meminta nasihat Alkitab sebelum mengambil suatu keputusan. Alkitab menganjurkan kita agar bekerja untuk menghidupi diri, memperlihatkan bahwa kita bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan sendiri. (2 Tesalonika 3:10-12) Namun, ada hal-hal lain yang tersangkut. Kami menganjurkan kalian untuk membaca ayat-ayat berikut ini dan memikirkan bagaimana ayat-ayat tersebut dapat membantu seorang muda untuk bersikap seimbang dalam memilih karier: Amsal 30:8, 9; Pengkhotbah 7:11, 12;Matius 6:33; 1 Korintus 7:31; 1 Timotius 6:9, 10. Setelah membacanya, apakah kalian melihat pandangan Yehuwa mengenai memilih karier?
17 Pekerjaan sekuler hendaknya tidak pernah menjadi sebegitu pentingnya sehingga hal itu menggeser dinas kita kepada Yehuwa. Jika kalian dapat memenuhi syarat untuk pekerjaan yang memadai dengan pendidikan SMU, itu bagus. Jika kalian membutuhkan pelatihan tambahan tertentu setelah SMU, itu hendaknya dibahas dengan orang tua kalian. Akan tetapi, jangan pernah melupakan ”perkara-perkara yang lebih penting”​—perkara-perkara rohani. (Filipi 1:9, 10) Jangan membuat kekeliruan seperti juru tulis Yeremia, Barukh. Ia kehilangan penghargaan akan hak istimewa dinasnya dan mulai ’mencari perkara-perkara besar bagi dirinya sendiri’. (Yeremia 45:5) Selama beberapa waktu, ia lupa bahwa tidak ada ’perkara besar’ dalam dunia ini yang akan lebih mendekatkan dia kepada Yehuwa atau menyelamatkan dia dari pembinasaan Yerusalem. Hal yang serupa berlaku untuk kita dewasa ini.
Hargailah Perkara-Perkara Rohani
18, 19. (a) Kebanyakan orang di lingkungan kalian sedang menderita apa, dan bagaimana hendaknya perasaan kalian terhadap mereka? (b) Mengapa banyak orang tidak merasa lapar secara rohani?
18 Pernahkah kalian melihat gambar di media massa tentang anak-anak di negeri-negeri yang dilanda bala kelaparan? Jika pernah, kalian pasti merasa kasihan terhadap mereka. Apakah kalian juga merasa kasihan kepada orang-orang di lingkungan kalian? Mengapa harus merasa kasihan kepada mereka? Karena kebanyakan dari mereka juga sedang kelaparan. Mereka sedang menderita jenis kelaparan yang dinubuatkan oleh Amos, ”’Akan datang masanya,’ demikian ucapan Tuan Yang Berdaulat Yehuwa, ’bahwa aku akan mengirimkan bala kelaparan ke negeri itu, bala kelaparan, bukan akan roti, dan rasa haus, bukan akan air, tetapi untuk mendengar firman Yehuwa.’”​—Amos 8:11.
19 Memang benar, kebanyakan orang yang menderita kelaparan rohani ini tidak ”sadar akan kebutuhan rohani mereka”. (Matius 5:3) Banyak orang tidak merasa lapar secara rohani. Sebagian orang bahkan merasa bahwa mereka cukup makan. Tetapi, andaikan mereka merasa demikian, hal itu dikarenakan mereka menyantap ”hikmat dunia” yang sia-sia, yang mencakup materialisme, spekulasi ilmiah, opini mengenai moralitas, dan hal-hal lain semacam itu. Beberapa orang merasa bahwa ”hikmat” modern membuat ajaran Alkitab ketinggalan zaman. Akan tetapi, ”dunia ini, sesuai dengan hikmat Allah, tidak mengenal Allah”. Hikmat dunia ini tidak akan menolong kalian mendekat kepada Allah. Hikmat dunia hanyalah ”kebodohan bagi Allah”.​—1 Korintus 1:20, 21; 3:19.
20. Mengapa tidak masuk akal untuk ingin meniru orang-orang yang tidak menyembah Yehuwa?
20 Sewaktu kalian melihat gambar anak-anak yang kelaparan itu, apakah kalian ingin menjadi seperti mereka? Tentu saja tidak! Namun, beberapa anak muda dalam keluarga Kristen telah memperlihatkan hasrat untuk menjadi seperti orang-orang yang kelaparan secara rohani di sekitar mereka. Kemungkinan besar, orang muda seperti itu mengira bahwa kaum muda di dunia ini menikmati kehidupan tanpa beban. Mereka lupa bahwa kaum muda seperti itu terasing dari Yehuwa. (Efesus 4:17, 18) Mereka juga lupa akan dampak buruk dari kelaparan rohani. Beberapa di antaranya ialah kehamilan-remaja yang tidak diinginkan serta dampak jasmani dan emosi dari perbuatan amoral, merokok, kemabukan, dan penyalahgunaan narkoba. Kelaparan rohani menimbulkan semangat memberontak, keputusasaan yang mendalam, dan ketiadaan tujuan hidup.
21. Bagaimana kita dapat melindungi diri agar tidak mengikuti sikap yang salah dari orang yang tidak menyembah Yehuwa?
21 Oleh karena itu, sewaktu kalian berada di sekolah di antara siswa-siswi yang tidak menyembah Yehuwa, jangan mau dikendalikan oleh sikap mereka. (2 Korintus 4:18) Beberapa siswa akan melecehkan perkara-perkara rohani. Selain itu, media massa akan mengeluarkan propaganda halus, yang menyiratkan bahwa melakukan perbuatan amoral, bermabuk-mabukan, atau mengucapkan bahasa kotor adalah hal yang normal. Lawanlah pengaruh itu. Teruslah bergaul secara teratur dengan orang-orang yang ”berpegang pada iman dan hati nurani yang baik”. Senantiasalah ”mempunyai banyak hal untuk dilakukan dalam pekerjaan Tuan”. (1 Timotius 1:19; 1 Korintus 15:58) Teruslah sibuk di Balai Kerajaan dan dalam dinas lapangan. Selama kalian bersekolah, ikutlah merintis ekstra dari waktu ke waktu. Perkuatlah pandangan rohani kalian dengan cara ini, dan kalian tidak akan kehilangan keseimbangan kalian.​—2 Timotius 4:5.
22, 23. (a) Mengapa seorang muda Kristen akan sering membuat pilihan yang tidak dimengerti orang lain? (b) Kaum muda dianjurkan untuk melakukan apa?
22 Pandangan rohani tentang suatu hal kemungkinan besar akan menuntun kalian untuk mengambil keputusan yang tidak akan dimengerti orang lain. Contohnya, ada seorang pemuda Kristen yang adalah musikus berbakat dan siswa berprestasi dalam setiap pelajaran di sekolah. Sewaktu ia lulus, ia bergabung dengan ayahnya dalam bisnis membersihkan jendela sehingga ia dapat menempuh karier pilihannya sebagai penginjil sepenuh waktu, atau perintis. Guru-gurunya tidak pernah mengerti alasan di balik keputusannya, tetapi jika kalian telah mendekat kepada Yehuwa, kami yakin bahwa kalian dapat mengerti.
23 Seraya kalian mempertimbangkan cara menggunakan sumber daya yang berharga dari masa muda kalian, ’timbunlah harta dengan cara yang aman sebagai fondasi yang baik bagi diri kalian untuk masa depan, agar kalian dapat dengan teguh menggenggam kehidupan yang sebenarnya’. (1 Timotius 6:19) Bertekadlah untuk ’mengingat Pencipta kalian yang Agung’ semasa kalian muda​—dan sepanjang kehidupan kalian. Itulah satu-satunya jalan untuk membangun masa depan yang berhasil, suatu masa depan yang tidak akan pernah berakhir.

Komentar

Postingan Populer